Budaya Menulis Dikalangan Mahasiswa
Potensi , minat, dan keterampilan menulis di kalangan mahasiswa
Potensi
menulis mahasiswa tidak hanya sebatas menulis yang berkaitan dengan bidang
akademik saja , misalnya jurnal praktikum , laporan kerja praktek , tugas akhir
dll .Di samping kegiatan akademik menulis di kalangan mahasiswa mencakup semua
hal , baik solsial ,budaya , dinamika kemasyarakatan yang semuanya bertujuan
untuk menjadikan mahasiswa sebagai orang yang peduli terhadap lingkungan
sekitarnya , bukan hanya pada dirinya sendiri. Dalam Tri Darma Perguruan tinggi
telah ditetapkan secara dasar bahwa pendidikan , penelitian dan pengembangan ,
serta pengabdian kepada masyarakat merupakan tugas mahasiswa. Lantas apabila
mahasiswa bersikap apatis dan tidak peduli terhadap lingkungan sekitar, maka
Tri Dharma Perguruan Tinggi hanyalah menjadi baris-baris kalimat yang tidak mampu diwujudkan secara
nyata. Melalui menulislah pikiran serta sikap peduli tehadap dinamika yang
terjadi pada lingkungan sekitar terbentuk . Minat mahasiswa dalam bidang
kepenulisan dapat dikatakan cukup tinggi , ini dapat dilihat dari banyaknya
jumlah tulisan-tulisan maupun artikel yang terbit di media cetak maupun media
online . Namun tentu saja semua ini belumlah cukup, perlu adanya upaya yang
lebih giat lagi dari berbagai pihak agar budaya menulis dikalangan kampus menigkat.
Dalam
kegiatan akademis kampus , menulis ilmiah merupakan suatu tuntutan agar
mahasiswa mampu megungkapkan pemikirannya melalui suatu tulisan ilmiah yang
terstruktur. Kemampuan menulis ilmiah (karya ilmiah) sebagai produk dari
penelitian yang dilakukan hanyabisa diperoleh melalui latihan dan praktik
penelitian, Learning by doing.
Keterampilan ini tidak bisa begitu saja didapatkan dari teori. Teori hanya
sekedar membantu dalam mengarahkan apa dan bagaimana seharusnya sebuah karya
tulis itu dibuat. Untuk mengasah keterampilah kita yang diperlukan adalah
berpikir dan mencari jawabannya, kemudian tuangkan kedalam tulisan.
Pentingnya Membiasakan Budaya Menulis
Bagi
sebagian mahasiswa, kegiatan menulis bukanlah suatu hal yang penting. Menulis
hanyalah kegiatan yang terjadi di dalam kelas saat menulis laporan.Mahasiswa belum memahami
pentingnya menulis bagi kehidupan mereka. Menulis tidak hanya kegiatan membuat
artikel. Menulis juga mencakup seluruh kegiatan yang melibatkan pikiran, dan
hati sebagai komponen utamanya.
Menulis
bukanlah hanya “menyibukkan” tangan untuk bekerja, namun juga melatih otak
untuk memikirkan apa yang kira-kira pantas dijadikan bahan untuk sebuah
tulisan. Manfaat apabila kita
terampil dan terbiasa menulis adalah perasaan lebih mudah untuk mengembangkan apa yang ada di dalam pikiran dan hati untuk dituangkan
ke atas sebuah media. Seorang mahasiswa pun dituntut untuk mengembangkan diri mereka dalam
hal tulis-menulis ini. Keterampilan
menulis tidak hanya dibutuhkan dalam laporan, karya tulis
yang lain pun perlu mendapat perhatian dari mahasiswa tersebut misalkan bagaimana menulis jurnal , makalah
sampai pada akhirnya mampu menulis skirpsi , tesis dan disertasi .
Menumbuhkan budaya tulis-menulis di kalangan masyarakat
kampus memiliki nilai yang sangat penting. Bukan hanya akan mendorong lahirnya
pemikir-pemikir yang brilian, kritis dan cerdas, juga akan memberikan kontribusi
yang positif bagi pembangunan masyarakat yang beradab dan berwawasan ke depan.
Namun sayangnya, budaya menulis itu belum tumbuh dengan baik. Terbukti,
kalangan kampus yang aktif menulis di media cetak, bisa dibilang itu-itu saja.
Jumlahnya relatif sangat terbatas. Penulis-penulis baru nyaris tak terlihat.
Kalaupun lahir sungguh sangat terbatas. Bahkan boleh jadi, dari satu perguruan
tinggi, dalam satu tahun hanya lahir satu atau dua penulis baru.
Maksud kamu mahasiswa harus jadi penulis apa? Penulis fiksi atau non fiksi yang mengarah ke ilmiah?
ReplyDeleteboth of them dhea :) jangan ilmiah terus nanti pusing loh hhaa
ReplyDeletemakasih yah udah mampir..